Alhamdulillah, peretemuan perdana
neoramdhanz community sukses digelar di ramadhan hari-hari terakhir, tepatnya
28 Agustus 2011 di mushola Jundulloh Community SMANSA Kebumen lantai 2 dengan
jumlah peserta 22 putri dan 12 putra. Manajemen menyiapkan 2 skenario khusus
untuk agenda ini. Skenario pertama, jika peserta di bawah 50 orang, maka
kegiatan cukup di mushola. Tapi jika peserta lebih dari 50 orang bahkan
mencapai 100 orang, maka tempat kami pindah ke Gedung Haji. Hem, cukup ribet
ternyata meminta peserta untuk konfirmasi. Banyak yg tanya via sms, tapi gak
jadi ikut. Ada yang mau ikut, ternyata cancel. Ada juga yang ragu dengan
acaranya, kira2 asyik apa enggak. Dan yang lucu I ajaib, ada juga anak IPS yang
gak mau ikut gegara pembicaranya anak IPA. Hihi…aya-aya wae yah… Tapi untuk
acara yang sifatnya mendadak dan hanya mengandalkan informasi via sms, bisa
dibilang sukses deh J
That’s all no problem. Kita tetep semangat! Minimal banget, anak2 NR sendiri
yang bisa ngangsu kawruh ke narasumber yang tidak bisa ditemui dengan mudah dalam
5 tahun ke depan :D
Hem, siapa sih narasumbernya? Namanya mas Nur Ahmadi, beliau
aseli orang Jatisari, Kebumen, lulusan SMA N 1 Kebumen tahun 2006 dan sudah
menyelesaikan S1 Teknik Elektro di ITB (wow..). Kenapa bisa beliau? Ceritanye,
beliau ni yang dengan sukarela mewakili Neoramdhanz technical meeting untuk
Festival Nasyid di Bandung bulan Februari 2011 yang lalu. Trus waktu Neoramdhanz
di Bandung, beliau meminta NR and team sharing SUKSES AKADEMIK di Asrama
Beastudi ETOS Bandung, dimana ternyata beliau ini adalah Bapak asramanya. Nih foto-fotonya waktu kita di Bandung bersama
beliau.
dapet plakat kenangan ^^ |
neoramdhanz, coach imam, dan mas nur ahmadi |
bersama mas-mas asrama ETOS BANDUNG |
Setelah pulang ke Kebumen, kita baru tahu bahwa beliau ini kenal dengan rekan
NR management yang sedang studi di Amerika. Kok bisa? Eh, ternyata beliaunya
pernah ikut pertukaran pelajar di sana. Heuheu,,,usut punya usut, walau mimpi beliau
untuk bisa studi pasca sarjana di Amrik belum tercapai, tapi beliaunya berhasil
menggondhol kesempatan beasiswa S2 dan S3 di Jepang dengan konsentrasi
penelitian tentang microchips tahun ini *&^%$#!!! (mupeng) :D Ya sudah,
tanpa pikir lama, management langsung nodhong beliau untuk share pengalamannya
sekaligus menyemangati anak-anak Neoramdhanz. Yah itung-itung balik sharing lah
mas…
Ini dia ringkasan sharingnya!
Dimulai dari pengalaman waktu SMA, sbegai anak rohis yang
jarang aktif dan lebih suka belajar daripada organisasi. Masuk ITB awalnya juga
karena gak ada planning. Karena berasal dari keluarga tak mampu, amak kuliahnya
pun nyari yang ada beasiswanya. Ternyata beasiswa hanya untuk setahun saja,
alhasil, tahun kedunya nyari beasiswa dan dapatlah beasiswa studi ETOS (kapan2
kita bahas beasiswa yang satu ini lebih detil lagi, Insya Allah). Selama studi
ini, narasumber selalu aktif untuk menghidupi diri sendiri mulai dari jualan
donat sampai kasih les privat. Pokoknya kalo dibayangin jadi kayak kisahnya
Alif di Ranah 3 Warna ^^. Walaupun sibuk menghidupi diri sendiri, narasumber
juga tetap ikut organisasi di Masjid Salman ITB dan juga organisasi kayak
FORMMEN (Forum MAhasiswa Muslim Kebumen) di Bandung.
Impiannya pengen ke Amrik, diilhami dari seorang dosen di
kampus yang sudah Almarhum, tapi namanya selalu didengung-dengungkan dan
menjadi panutan hampir semua dosen yang mengajar. Karena penasaran, dicarilah
nama guru besar ini. Ternyata lulusan salah satu universitas di Amrik (maaf,
lupa nama univ nya ^^). Nah, sejak saat itu narasumber pun bertekad ingin
sekolah yang sama dengan guru besar yang belum pernah dijumpainya itu. Hingga
suatu saat,,, impian menjejakkan kaki di Amrik terlaksana dengan ikut program
pertukaran mahasiswa. Meski tidak ke universitas yang diimpikan, tapi
menjejakkan kaki di Amriknya sudah kesampaian. Dan gelora untuk kuliah di sana
semakin menggebu. (ih, benar2 kayak si Alif)
Bekerja untuk menghidupi diri, organisasi, ngurus asrama dan
kegiatannya, kuliah. Itulah aktivitas harian yang dihadapi tiap hari. Kalo
dipikir capek juga ya? Kayaknya gak sempet boci deh :D Tapi seperti kata Alif
di Ranah 3 Warna, Man Jadda wa Jada dan berusaha di atas rata-rata, plus mantra
man shabara zhafiira, ternyata memang terbukti di mana-mana. Walau aktivitas
seabreg dan gak cuma mikir diri sendiri, narasumber kita ini tetap jadi orang
berhasil. Meski belum bisa kuliah di Amrik seperti impiannya, beasiswa S2-S3 di
Jepang sudah digondhol. Weleh….bikin mupeng ya…
So, kata siapa sibuk organisasi tapi nol prestasi? Asal kita
punya manajemen diri yang bagus, semua bisa didapat. Berusaha di atas rata-rata
dan bersabarlah atas keputusan Allah :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar